Apakah Anda pernah mengalami tidak percaya diri saat bertemu seseorang dikarenakan bau mulut yang tak sedap? Atau Anda sendiri terganggu dengan bau mulut Anda ketika Anda berbicara?
Semua hal itu dikarenakan adanya bau mulut yang tak sedap. Menurut istilah kedokteran, Bau Mulut adalah 'fetor ex ore", dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Halitose (Halitus = Bau, Osis = Abnormal). Bau mulut tak sedap atau Halitosis merupakan suatu keadaan dimana terciumnya bau mulut yang tak sedap pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium saat berbicara). Halitosis atau Bau Mulut Tak Sedap dapat menimbulkan rasa malu, gangguan sosial dan menciptakan hambatan psikologis. Bahkan, dapat memengaruhi pekerjaan atau pembelajaran.
Sadar atau tidak, setiap orang pasti pernah mengalami masalah Halitosis. Bau mulut hampir selalu disebabkan oleh masalah pada mulut, akan sangat membantu jika kita mengunjungi klinik gigi/ poli gigi untuk memastikan penyebabnya kemudian dicari solusinya. Sejumlah orang merasa sangat bermasalah dengan bau mulut, sehingga dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri lantas menangani bau mulut sendiri padahal bisa jadi malah memperburuk keadaan.
APA PENYEBAB HALITOSIS?
Penyebab Bau Mulut Tak Sedap (Halitosis) ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh dan penyebab dari luar tubuh.
A. Penyebab dari Dalam Tubuh, yakni:
- Oral/ Lokal, terdiri dari :
Kebersihan gigi dan mulut yang buruk dapat menyebabkan
terjadinya Halitosis, misalnya karena sisa-sisa makanan yang
menempel dan sulit dibersihkan terutama pada sela-sela antara gigi.
Selain itu, keadaan kebersihan gigi dan mulut yang buruk menyebabkan
perkembangbiakan bakteri dalam mulut semakin cepat dan banyak.
Bakteri-bakteri ini akan melakukan proses pembusukan pada
sisa-sisa makanan yang masih tertinggal dalam mulut, sehingga akan
menimbulkan bau.
terjadinya Halitosis, misalnya karena sisa-sisa makanan yang
menempel dan sulit dibersihkan terutama pada sela-sela antara gigi.
Selain itu, keadaan kebersihan gigi dan mulut yang buruk menyebabkan
perkembangbiakan bakteri dalam mulut semakin cepat dan banyak.
Bakteri-bakteri ini akan melakukan proses pembusukan pada
sisa-sisa makanan yang masih tertinggal dalam mulut, sehingga akan
menimbulkan bau.
Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri
atas kumpulan
bakteri yang berkembangbiak dan melekat erat pada permukaan gigi.
Sedangkan karang gigi adalah sisa makanan yang tertinggal dalam
mulut yang menempel pada permukaan gigi dalam jangka waktu
bakteri yang berkembangbiak dan melekat erat pada permukaan gigi.
Sedangkan karang gigi adalah sisa makanan yang tertinggal dalam
mulut yang menempel pada permukaan gigi dalam jangka waktu
lama, sehingga lama lama akan
mengeras dan membatu sehingga
akan sulit untuk dibersihkan jika hanya dengan
menggosok gigi.
Gigi berlubang atau karies adalah suatu penyakit
yang
merupakan interaksi dari 4 faktor yaitu: Host (penjamu), Agent
(penyebab), Enviorenment (lingkungan)
dan Time (waktu) yang
menghasilkan kerusakan pada jaringan keras gigi
yang tidak bisa pulih
kembali yaitu email, dentin dan sementum. Gigi yang terserang karies
kembali yaitu email, dentin dan sementum. Gigi yang terserang karies
(rusak atau berlubang) dapat menjadi salah satu sumber bau
mulut.
Lubang pada gigi tersebut dapat menjadi penyimpanan makanan yang
menjadi tempat kuman atau bakteri memperoleh media untuk proses
pembusukan dan berkembangbiak. Bau dari gigi
berlubang secara
langsung dapat dirasakan sendiri oleh individu yang
bersangkutan.
Sisa akar gigi yang tinggal lama di dalam mulut, lama
kelamaan akan menjadi sumber infeksi dan infeksi inilah yang akan
menimbulkan bau. Selain itu, sisa makanan juga akan mudah tertinggal
pada sisa akar gigi dan jika tidak dibersihkan maka akan mengalami
pembusukan yang disebabkan oleh bakteri. Proses pembusukan inilah
yang akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
e. Gingivitis (Radang gusi)
Gingivitis adalah awal penyakit gusi akibat kuman yang
berada dalam plak, ditandai dengan gusi merah, bengkak dan berdarah.
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang menunjukkan adanya
tanda-tanda penyakit/kelainan pada gingiva. Gingivitis disebabkan oleh
plak dan di percepat dengan adanya faktor-faktor iritasi lokal dan
sistemik. Hal inilah yang dapat menyebabkan bau yang tak sedap.
f. Sariawan
Sariawan (stomatitis aphtosa) adalah suatu kelainan pada
selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak
berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung.
Munculnya Sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi. Luka pada
sariawan terdapat banyak sekali bakteri. Dimana bakteri inilah yang
menyebabkan bau yang tak sedap.
g. Xerostomia
Xerostomia adalah gejala berupa mulut kering akibat
produksi kelenjar ludah yang berkurang. Gangguan produksi
kelenjar ludah tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan /
penyakit pada pusat ludah, syaraf pembawa rangsang ludah
ataupun oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah. Gangguan
tersebut di atas dapat terjadi oleh karena rasa takut/ cemas, depresi,
tumor otak, obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, penyakit
ginjal dan penyakit radang selaput otak. Menurunnya produksi air
ludah inilah yang menyebabkan mulut menjadi bau.
2. Sistemik, terdiri dari:
a. Adanya infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai
bagian manapun saluran pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah,
faring (tenggorokan)), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli dan
paru. Proses penginfeksian tersebutlah yang nantinya akan
menimbulkan bau yang tak sedap pada mulut, misalnya sinusitis,
TBC Paru, dll.
b. Adanya ganguan pencernaan
Infeksi saluran pencernaan merupakan penyakit yang
menyerang sistem pencernaan manusia. infeksi bisa terjadi karena
adanya bakteri di dalam saluran pencernaan akibat makanan atau
minuman yang tidak bersih serta pola makan yang tidak teratur.
Selain itu, infeksi bisa terjadi sebagai indicator awal bahwa ada
organ pencernaan yang tidak bekerja secara maksimal. Proses
penginfeksian inilah yang nantinya akan menyebabkan bau yang tak
enak pada mulut, seperti maag dll.
c. Adanya penyakit diabetes militus, gagal ginjal, sirosis hepatis, dll.
Sama halnya dengan penginfeksian pada penyakit sistemik
lainnya. Bau yang tak sedap yang tercium saat si penderita
menghembuskan nafasnya lewat mulut terjadi karena proses
penginfeksian oleh bakteri.
B. Penyebab dari Luar Tubuh, yaitu:
1. Makanan yang mengandung sulfur dan makanan yang memiliki bau khas
Bau mulut dapat terjadi karena pengaruh makanan. Beberapa
jenis makanan yang dapat menyebabkan bau mulut (Halitosis), diantaranya
adalah makanan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, kubis,
brokoli serta makanan yang berbau khas seperti petai, jengkol, dan durian.
2. Kebiasaan buruk, seperti minum minuman beralkohol dan merokok
Dimana, alkohol dapat mengurangi produksi air ludah sehingga
mengiritasi jaringan mulut yang akhirnya semakin memperparah bau mulut.
Sedangkan, merokok dapat memperburuk status kebersihan gigi dan mulut
sehingga bisa memicu terjadinya radang gusi dan dapat berakibat terjadinya
bau mulut.
0 Response to "HALITOSIS"
Posting Komentar